Ø Pelajaran Masa Lalu
Ø Almarhum Ustad Jeffri
Al Bukhori semasa hidupnya memiliki nama populer Uje. Dilahirkan di Jakarta, 12
April 1973, kehidupan Uje penuh dengan dinamika. Ia melalui proses panjang
sebelum kemudian dikenal sebagai seorang pendakwah atau ustad yang tampil
mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda. Ustad Gaul demikian
kira-kira masyarakat menyebutnya.
Ø Perjalanan hidup
Jeffry Al Buchori sungguh dahsyat. Penuh gejolak dan tikungan tajam. Proses pergulatan
yang luar biasa ia alami sampai ia menemukan kehidupan yang tenang dan
menenteramkan.
Ø Uje lahir dengan nama
lengkap Jeffry Al Buchori Modal pada 12 April 1973 di Jakarta. Waktu lahir,
keluarganya sudah menetap di Jakarta. Uje terlahir sebagai anak tengah, anak
ke-3 dari lima bersaudara. Tiga saudara kandungku laki-laki, dan si bungsu
adalah perempuan.
Ø Apih (panggilan Uje u ayahnya), M. Ismail Modal, merupakan pria bertubuh tinggi besar asli
Ambon, sedangkan sang ibu, Tatu Mulyana asli Banten.
Ø Berada di lingkungan
keluarga yang taat agama membuat Uje menyukai pelajaran agama. Sewaktu kelas 5
SD, ia pernah ikut kejuaraan MTQ sampai tingkat provinsi. Selain agama,
pelajaran yang juga disukai Uje adalah kesenian. Setelah kenaikan kelas 3, Uje
langsung melompat ke kelas 5. Tidak tahu kenapa alasannya.
Ø Saat masih duduk di
bangku sekolah kelas 3-5 SD Uje pernah meraih prestasi sebagai Juara MTQ sampai tingkat provinsi. Setelah lulus SD, bersama
kedua kakaknya, Alm. Ustad H. Abdullah Riyad dan Ustad H. Aswan Faisal,
melanjutkan studinya di Madrasah Pondok Pesantren Daar Al-Qolam, Gintung,
Jayanti.
Ø Semenjak masuk di
Pesantren inilah, Uje mulai nakal. Di pesantren, ia sering berulah. Kabur dari
pesantren untuk main atau nonton di bioskop adalah hal biasa dulu dilakukannya.
Hukuman kepala dibotaki menjadi langganannya.
Ø Dalam memoar yang
dikisahkannya, Uje seperti merasa punya kepribadian ganda. “Di satu sisi aku
nakal, di sisi lain keinginan untuk melantunkan ayat-ayat suci begitu kuat.
Tiap ada kegiatan keagamaan, aku selalu terlibat,” tulisnya dalam kisahnya.
Ø “Tinggal dalam
lingkungan pesantren, kelakuan burukku bukannya berkurang, malah makin menjadi.
Puncaknya, aku sudah bosan bersekolah di pesantren,” katanya mengisahkan masa
lalunya.
Ø Pada akhirnya, hanya
empat tahun Uje betah di pesantren. Dua tahun sebelum menamatkan pelajaran, ia
keluar. Ia pindah ke sekolah aliyah (setingkat SMA_red). Rupanya keluar dari
pesantren juga tidak membuatnya lebih baik. Beranjak remaja Uje justru jadi
makin nakal.
Ø Di masa inilah Uje
remaja mulai mengenal narkoba. Dia sering kabur dan pergi tanpa tujuan yang
jelas. Ibarat burung yang lepas dari sangkar, terbang tak terkendali. Masa SMA
seperti masa yang suram yang baginya. Di masa SMA, ia hampir tak punya teman
sebaya. Ia lebih sering bergaul dengan pemuda berusia 20 tahunan. Berpacaran
pun dengan yang lebih tua. Hanya bertahan setahun, ia pindah ke SMA lain.
Ø Di tempat yang baru
ia mulai mengenal dunia malam. Ia mengenal dunia ini di usia 16 tahun. Baginya
saat itu, diskotek lebih menarik daripada sekolah dan apapun. Bertualang dari
diskotik satu ke diskotik lain, Uje remaja sampai larut sebagai seorang penari
(dancer). Bahkan ia beberapa kali berhasil memboyong piala ke rumah
sebagai the best dancer. Dengan segala kenakalannya, tahun 1990 Uje
masih mampu lulus SMA.
Ø Tahun 1990, Uje mulai
kenal dunia film. Ia pertama kali bermain dalam sinetron Pendekar Halilintar.
Mengetahui Uje bermain sinetron, ayahnya mati-matian menentang. Ayahnya merasa
tahu persis bagaimana lingkungan dunia film. Ayah Uje sendiri pernah bermain
dalam film action Macan Terbang dan Pukulan Berantai.
Ø Ditentang sang ayah
tak membuatnya surut. Nasihat ayahnya tak lagi dia dengarkan. Sementara tawaran
main sinetron yang berdatangan membuatnya makin yakin dengan jalan hidupnya.
Akhirnya konflik antara dia dan orang tua.
Ø Meski konflik dengan
orangtua, kariernya di dunia seni peran terus melaju. Uje bahkan mendapat peran
dalam sinetron drama Sayap Patah yang juga dibintangi Dien Novita, Ratu Tria,
dan WD Mochtar. Penobatannya sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan
Sinetron Remaja yang diadakan TVRI tahun 1991 makin membuatnya bangga dan jauh
dari orangtua.
Ø Suatu hari di tahun
1992, ayahnya meninggal karena sakit. Bukannya sadar, kesombongan Jeffri
justru lebih besar dari sebelumnya. Ia merasa berprestasi dan punya uang
banyak. Tak seorang pun yang ia dengarkan lagi nasihatnya.
Ø Ia makin tenggelam
sebagai pecandu narkoba. Ia makin jauh dari Tuhan. Bersebelahan rumah dengan
masjid tak banyak membawanya kepada hal baik. Kejahatan demi kejahatan moral
terus ia lakukan. Larangan agama dengan ringan ia terjang.
Ø Titik balik
Ø Titik balik Jeffri
bermula saat ia bermimpi melihat jasadnya sendiri dalam kain kafan pada suatu
hari. Antara sadar dan tidak, ia terpana sambil bertanya pada diri sendiri.
Ø “Benarkah itu
jasadku? Aku juga disiksa habis-habisan. Begitulah, setiap tidur aku selalu
bermimpi kejadian yang menyeramkan. Dalam tidur, yang kudapat hanya
penderitaan. Aku jadi takut tidur. Aku takut mimpi-mimpi itu datang lagi,”
tulisnya dalam memoar Uje tentang masa lalunya sebagai pelajaran orang lain.
Ø Ketakutannya kepada
kematian mulai perlahan menyadarkan Uje. Rasa takut mati itulah yang akhirnya
membuatnya sadar bahwa ada yang tidak meninggalkanya dalam keadaan seperti itu,
yaitu Allah.
Ø Perlahan, Jeffri
mulai teringat kembali pada-Nya dan menyesali semua perbuatanku selama ini.
Pelan-pelan, keadaannya membaik. Kesadaran-kesadaran itu datang kembali. Ia
mulai menemui sang ibunda. Ia bersimpuh meminta maaf atas semua dosa yang
kulakukan.
Ø Melihat arah positif
dari sang anak, ibunya pun langsung mengajak umrah. Dengan kondisi yang masih
labil dan rapuh, Jeffri berangkat ke Tanah Suci. Di sana, ia mengalami beberapa
peristiwa yang membuatnya sadar pada dosa-dosa sebelumnya. Usai salat Jumat di
Madinah, ibunda mengajaknya ke Raudhoh.
Ø Di Raudhoh, sang
ibunda terus meminta ampunan pada Allah. Sedangkan Jeffri memilih keluar. Ia
berjalan menuju makam Nabi Muhammad sambil bersalawat. Begitu keluar dari pintu
masjid, ia merasa seperti ada yang menarik. Kekuatan itu dirasakannya sangat
besar. Ia pun lalu bersandar pada tembok. Air matanya yang dulu tak pernah
keluar, seketika mengalir deras. Ia menyesali dosa-dosanya, dan berjanji tak
akan melakukan lagi semua itu.
Ø Bagai sebuah film
yang sedang diputar, semua dosa yang pernah ia lakukan terbayang jelas di
pelupuk mata silih berganti, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Tiba-tiba
dari mulutnya keluar kalimat permintaan ampunan pada Allah. Di Mekkah, di hadapan
Kabah, ia rapatkan badan pada dindingnya.
Ø Jeffri bersandar,
menengadahkan tangan memohon ampun karena terlalu banyak dosa yang dilakukan.
Ia berdoa, “seandainya sepulang dari Tanah Suci ini melakukan dosa lagi, aku
minta pada Allah untuk mencabut saja nyawaku. Namun, seandainya punya manfaat
untuk orang lain, aku minta disembuhkan.”
Ø Pada tahun 1999,
singkat kata Jeffri menikah dengan Pipik Dian Irawati. Pipik merupakan seorang
model sampul sebuah majalah remaja tahun 1995, asal Semarang. Pipik adalah pacar
lama Jeffri yang masih mencintainya saat Jeffri dalam keadaan terpuruk dan
beranjak untuk bangkit.
Ø Awal menikah,
keduanya tinggal di rumah ibu Jeffri. Ibunya lah yang membiayai hidup keduanya.
Keduanya tidak bekerja.
Ø Perubahan besar
terjadi pada tahun 2000. Saat itu, Fathul Hayat, kakak keduanya tiba-tiba
meminta Jeffri menggantikannya memberi khotbah Jumat di Mangga Dua. Pada waktu
bersamaan, dia diminta menjadi imam besar di Singapura. Dari sini lah, Jeffri
perlahan menjadi ustad menggantikan kakaknya.
Ø Pertama kali ceramah,
Jeffri mendapat honor Rp 35 ribu. Kata Jeffri, ia adalah uang halal pertama
yang bisa diberikan kepada istrinya.
Ø Selanjutnya, sang
kakak mantap memintanya mulai menjadi ustad tetap. Inilah jalan hidup yang
kemudian dipilihnya. Jeffri mulai berceramah dan diundang ke acara seminar
narkoba di berbagai tempat. Makin lama, ceramahnya makin bisa diterima banyak
orang. Ia mulai dilirik televisi dan makin dikenal hingga Jeffri makin dikenal sebagai
Uje. Kehidupannya yang sebelumnya dipenuhi maksiat berubah menjadi penuh sinar
agama.
Ø Namun
Allah SWT punya kehendak lain. Usia Uje di dunia hanya sampai umur 40 tahun.
Jumat dini hari tanggal 26 April 2013, ia mengalami kecelakaan tunggal. Allah memanggilnya
kembali ke sisi-Nya. Uje meninggal dunia. Namun petuah dan pelajarannya masih
dikenang masyarakat dan umat. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan
menempatkannya di tempat yang terbaik. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar