Selasa, 29 Maret 2016

IMAM syafi'i my favorite

Dikisahkan bahwa sebagian ulama terkemuka di Irak iri kepada Imam Syafi’iradhiyallahu ‘anhu. Mereka membuat tipu daya kepadanya lantaran beliau lebih unggul dari mereka dari segi ilmu dan hikmah. Imam Syafi’i mendapatkan hati para pencari ilmu pengetahuan sehingga mereka hanya berminat dengan majelis pengajian beliau, mereka hanya mau tunduk dengan pendapat dan ilmu beliau. Oleh karena itulah, para ulama yang iri terhadap Imam Syafi’i membuat kesepakatan di antara mereka untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki. Sehingga mereka dapat menguji kecerdasan beliau, seberapa mendalam dan seberapa matang ilmu beliau di hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid yang sangat kagum dengan beliau dan sering memuji beliau. Setelah mereka selesai membuat pertanyaan-pertanyaan, mereka menyampaikan kepada khalifah yang ikut hadir dalam diskusi dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh Imam Syafi’i radhiyallahu ‘anhu dengan penuh kecerdasan dan kefasihan.
Berikut ini pertanyaan dan juga jawaban tersebut:
Pertanyaan 1: Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang menyembelih kambing di rumahnya kemudian dia keluar untuk suatu keperluan, lalu dia kembali lagi lantas dia berkata kepada keluarganya, “Makanlah kambing ini. Sungguh kambing ini haram bagiku.” Keluarga pun berkata, “Demikian juga haram bagi kami?”
Jawaban 1: Sesungguhnya laki-laki tersebut orang musyrik. Dia menyembelih kambaing atas nama berhala, lalu dia keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, dan ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kepadanya untuk memeluk agama Islam, sehingga dia masuk Islam. Maka, kambing tersebut haram baginya. Ketika para keluarganya tahu bahwa lelaki tersebut masuk Islam, maka mereka pun ikut masuk Islam. Maka, kambing tersebut juga diharamkan atas mereka.
Pertanyaan 2: Ada dua muslim yang sama-sama berakal minum arak. Salah satunya dikenai hukuman sedangkan yang lainnya tidak dikenai hukuman?
Jawaban 2: Sebab salah satunya baligh sedangkan lainnya masih kecil
Pertanyaan 3: Ada lima orang melakukan zina terhadap seorang perempuan, maka orang pertama harus dibunuh, orang kedua dirajam, orang ketiga dikenai hukuman zina, orang keempat dikenai separuh hukman zina, dan orang kelima tidak dikenai sanksi apapun?
Jawaban 3: Orang pertama menganggap zina perbuatan halal, sehingga dia murtad dan dia harus dibunuh. Orang kedua adalah muhshan (orang yang pernah menikah). Orang ketiga adalah ghairu muhshan(belum pernah menikah). Orang keempat adalah seorang budak. Sedangkan orang kelima adalah orang gila.
Pertanyaan 4: Ada seorang laki-laki melaksanakan shalat. Setelah dia mengucap salam ke kanan, istrinya tertalak. Ketika dia mengucap salam ke kiri, maka shalatnya batal, dan ketika dia melihat ke langit, maka dia waijb membayar seribu dirham?
Jawaban 4: Pada saat dia mengucap salam ke kanan, dia melihat seseorang yang istrinya dia nikahi ketika dalam keadaan suami sedang ghaib (tidak ada). Maka, ketika dia melihat suaminya datang, istrinya tertalak. Pada saat dia mengucap salam ke kiri, dia melihat najis pada pakaiannya, maka shalatnya batal. Pada saat dia melihat ke langit, dia melihat hilal (bulan sabit) telah tampak di langit dan dia mempunyai hutang seribu dirham yang seharusnya dibayar pada awal bulan sejak munculnya hilal.
Pertanyaan 5: Ada seorang imam melaksanakan shalat bersama empat orang di dalam masjid, lantas ada seseorang yang masuk dan ikut melakukan shalat di sebelah kanan imam. Ketika imam mengucap salam ke kanan dan melihat lelaki tersebut, maka si imam wajib dibunuh sedangkan keempat makmum lainnya, wajib didera dan masjid tersebut wajib dirobohkan sampai ke dasarnya.
Jawaban 5: Sesungguhnya lelaki yang baru datang mempunyai seorang istri. Kemudian dia pergi dan menitipkan istrinya di rumah saudaranya, lalu si imam membunuh sang saudara tersebut. Si imam mengklaim bahwa perempuan tersebut merupakan istri orang yang terbunuh, lalu dia menikahi perempuan tersebut. Sedang empat orang yang ikut melaksanakan shalat adalah saksi pernikahan mereka. Lalu, masjid tersebut merupakan rumah orang yang terbunuh yang dijadikan sebagai masjid oleh si imam.
Pertanyaan 6: Bagaimana pendapatmu mengenai seseorang yang budaknya kabur, lalu dia berkata, “Budak tersebut statusnya merdeka jika saya makan sebelum saya menemukannya.” Bagaimana solusi dari ucapan tersebut?
Jawaban 6: Dia memberikan budaknya kepada sebagian anaknya, kemudian dia makan, lalu dia meminta lagi budak yang telah diberikannya.
Pertanyaan 7: Dua orang perempuan bertemu dua lelaki muda, lalu kedua perempuan tersebut berkata, “Selamat datang dua anak kami, dua suami kami, dan dua anak suami kami?”
Jawaban 7: Sesungguhnya dua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan terebut. Lantas masing-masing dari kedua perempuan tersebut menikah dengan laki-laki perempuan satunya. Jadi, kedua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan tersebut, suami dari kedua perempuan tersebut, dan anak dari (mantan) suami dari kedua perempuan tersebut.
Pertanyaan 8: Seorang laki-laki mengambil segelas air untuk diminum. Dia dihalalkan minum separuhnya. Tetapi diharamkan baginya minum air yang masih tersisa di gelas?
Jawaban 8: Sesungguhnya lelaki tersebut baru minum separuh gelas lalu dia mimisan dan menetes pada air yang masih tersisa di dalam gelas, sehingga darah tercampur dengan air. Maka, sisa air tersebut diharamkan baginya.
pertanyaan 9: Seorang laki-laki memberikan kepada istrinya satu kantong yang terisi penuh dan terkunci. Dia meminta kepada istrinya agar mengosongkan isinya dengan syarat dia tidak boleh membukanya, membelahnya, merusak kuncinya atau membakarnya. Jika dia melakukan salah satu dari hal tersebut, maka dia tertalak?
Jawaban 9: Sesungguhnya kantong tersebut berisi gula atau garam. Yang dapat dilakukan si istri ialah menaruh kantong tersebut di dalam air, sehingga isi kantong meleleh dengan sendirinya.
Pertanyaan 10: Ada seorang lelaki dan seorang perempuan bertemu dua anak muda di jalan, lantas keduanya mencium kedua anak muda tersebut. Ketika keduanya ditanya mengenai perbuatan tersebut, si lelaki menjawab, “Ayahku adalah kakek keduanya. Saudaraku adalah paman keduanya. Istriku adalah istri ayah keduanya.” Sedangkan si perempuan menjawab, “Ibuku adalah nenek keduanya, saudara perempuanku adalah bibi keduanya.”
Jawaban 10: Sesungguhnya si lelaki merupakanj ayah kedua anak muda tersebut sedangkan si perempuan merupakan ibu keduanya.
Pertanyaan 11: Ada dua laki-laki di atas loteng rumah. Salah satunya terjatuh dan mati. Anehnya, istri lelaki satunya yang masih hidup menjadi haram baginya?
Jawaban 11: Sesungguhnya lelaki yang terjatuh sampai mati menikahkan anak perempuannya kepada budaknya yang menemaninya di atas loteng. Ketika laki-laki tersebut meninggal, maka anak perempuannya memiliki budak yang merupakan suaminya sendiri. Maka, perempuan tersebut haram baginya.
Sampai di sini, Khalifah Ar-Rasyid yang ikut hadir dalam diskusi tersebut tidak mampu menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan Imam Syafi’i, kecepatannya mendaapt ide, ketajaman pemahamannya, dan bagus daya tangkapnya.
Dia berkata, “Alangkah hebatnya keturunan Bani Abdi Manaf ini. Sungguh, engkau menejlaskan dengan sebaik-baiknya, engkau menafsirkan dengan sejelas-jelasnya, dan engkau membuat redaksi dengan fasih.”
Lalu Imam Syafi’i berkata, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memanjangkan umur Amirul Mukminin. Saya akan mengajukan satu pertanyaan kepada para ulama ini. Jika mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut, maka Alhamdulillah. Akan tetapi, jika mereka tidak mampu menjawab, maka saya mohon kepada Amirul Mukminin untuk mencegah kejahatan mereka terhadap diriku.

Khalifah Ar-Rasyid menanggapi, “Baiklah, kupenuhi keinginanmu. Silakan ajukan pertanyaan kepada mereka sesuai yang engkau kehendaki, wahai Syafi’i!”
Lalu Imam Syafi’i berkata, “Ada seorang laki-laki wafat meninggalkan 600 dirham. Saudara perempuannya hanya memperoleh satu dirham saja dari harta peninggalan tersebut. Bagaimana cara pembagian harta warisan ini?”
Ternyata para ulama tersebut saling berpandangan satu sama lain cukup lama. Tidak satu pun di antara mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut. Keringat pun bercucuran dari dahi mereka.
Ketika mereka terdiam cukup lama, maka Khalifah berkata, “Ya sudah, sampaikan jawabannya kepada mereka!”
Lantas Imam Syafi’i angkat bicara setelah orang-orang yang ingin menghilangkan posisi Imam Syafi’i di mata Khalifah yang sangat mengaguminya lantaran ilmu dan ketakwaannya akhirnya mati kutu.
Beliau berkata, “Laki-laki tersebut wafat meninggalkan dua orang anak perempuan, ibu, seorang istri, dua belas saudara laki-laki, dan seorang saudara perempuan. Jadi, dua anak perempuan mendapat bagian dua pertiga, yaitu sebesar 400 dirham, ibu mendapat bagian seperenam, yaitu sebesar 100 dirham, istri mendapat bagian seperdelapan, yaitu sebesar 75 dirham, kedua belas saudara laki-laki mendapat bagian 24 dirham dan tersisa satu dirham untuk saudara perempuan.”
Khalifah Ar-Rasyid tersenyum dan berujar, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan banyak keluargaku seperti engkau.”

Khalifah memberikan 2000 dirham kepada Imam Syafi’i. Kemudian Imam Syafi’i menerimanya lalu membagikannya kepada para pelayan dan pembantu istana.

kisah inspiratif imam syafi'i

Dikisahkan bahwa sebagian ulama terkemuka di Irak iri kepada Imam Syafi’iradhiyallahu ‘anhu. Mereka membuat tipu daya kepadanya lantaran beliau lebih unggul dari mereka dari segi ilmu dan hikmah. Imam Syafi’i mendapatkan hati para pencari ilmu pengetahuan sehingga mereka hanya berminat dengan majelis pengajian beliau, mereka hanya mau tunduk dengan pendapat dan ilmu beliau. Oleh karena itulah, para ulama yang iri terhadap Imam Syafi’i membuat kesepakatan di antara mereka untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki. Sehingga mereka dapat menguji kecerdasan beliau, seberapa mendalam dan seberapa matang ilmu beliau di hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid yang sangat kagum dengan beliau dan sering memuji beliau. Setelah mereka selesai membuat pertanyaan-pertanyaan, mereka menyampaikan kepada khalifah yang ikut hadir dalam diskusi dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh Imam Syafi’i radhiyallahu ‘anhu dengan penuh kecerdasan dan kefasihan.
Berikut ini pertanyaan dan juga jawaban tersebut:
Pertanyaan 1: Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang menyembelih kambing di rumahnya kemudian dia keluar untuk suatu keperluan, lalu dia kembali lagi lantas dia berkata kepada keluarganya, “Makanlah kambing ini. Sungguh kambing ini haram bagiku.” Keluarga pun berkata, “Demikian juga haram bagi kami?”
Jawaban 1: Sesungguhnya laki-laki tersebut orang musyrik. Dia menyembelih kambaing atas nama berhala, lalu dia keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, dan ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kepadanya untuk memeluk agama Islam, sehingga dia masuk Islam. Maka, kambing tersebut haram baginya. Ketika para keluarganya tahu bahwa lelaki tersebut masuk Islam, maka mereka pun ikut masuk Islam. Maka, kambing tersebut juga diharamkan atas mereka.
Pertanyaan 2: Ada dua muslim yang sama-sama berakal minum arak. Salah satunya dikenai hukuman sedangkan yang lainnya tidak dikenai hukuman?
Jawaban 2: Sebab salah satunya baligh sedangkan lainnya masih kecil
Pertanyaan 3: Ada lima orang melakukan zina terhadap seorang perempuan, maka orang pertama harus dibunuh, orang kedua dirajam, orang ketiga dikenai hukuman zina, orang keempat dikenai separuh hukman zina, dan orang kelima tidak dikenai sanksi apapun?
Jawaban 3: Orang pertama menganggap zina perbuatan halal, sehingga dia murtad dan dia harus dibunuh. Orang kedua adalah muhshan (orang yang pernah menikah). Orang ketiga adalah ghairu muhshan(belum pernah menikah). Orang keempat adalah seorang budak. Sedangkan orang kelima adalah orang gila.
Pertanyaan 4: Ada seorang laki-laki melaksanakan shalat. Setelah dia mengucap salam ke kanan, istrinya tertalak. Ketika dia mengucap salam ke kiri, maka shalatnya batal, dan ketika dia melihat ke langit, maka dia waijb membayar seribu dirham?
Jawaban 4: Pada saat dia mengucap salam ke kanan, dia melihat seseorang yang istrinya dia nikahi ketika dalam keadaan suami sedang ghaib (tidak ada). Maka, ketika dia melihat suaminya datang, istrinya tertalak. Pada saat dia mengucap salam ke kiri, dia melihat najis pada pakaiannya, maka shalatnya batal. Pada saat dia melihat ke langit, dia melihat hilal (bulan sabit) telah tampak di langit dan dia mempunyai hutang seribu dirham yang seharusnya dibayar pada awal bulan sejak munculnya hilal.
Pertanyaan 5: Ada seorang imam melaksanakan shalat bersama empat orang di dalam masjid, lantas ada seseorang yang masuk dan ikut melakukan shalat di sebelah kanan imam. Ketika imam mengucap salam ke kanan dan melihat lelaki tersebut, maka si imam wajib dibunuh sedangkan keempat makmum lainnya, wajib didera dan masjid tersebut wajib dirobohkan sampai ke dasarnya.
Jawaban 5: Sesungguhnya lelaki yang baru datang mempunyai seorang istri. Kemudian dia pergi dan menitipkan istrinya di rumah saudaranya, lalu si imam membunuh sang saudara tersebut. Si imam mengklaim bahwa perempuan tersebut merupakan istri orang yang terbunuh, lalu dia menikahi perempuan tersebut. Sedang empat orang yang ikut melaksanakan shalat adalah saksi pernikahan mereka. Lalu, masjid tersebut merupakan rumah orang yang terbunuh yang dijadikan sebagai masjid oleh si imam.
Pertanyaan 6: Bagaimana pendapatmu mengenai seseorang yang budaknya kabur, lalu dia berkata, “Budak tersebut statusnya merdeka jika saya makan sebelum saya menemukannya.” Bagaimana solusi dari ucapan tersebut?
Jawaban 6: Dia memberikan budaknya kepada sebagian anaknya, kemudian dia makan, lalu dia meminta lagi budak yang telah diberikannya.
Pertanyaan 7: Dua orang perempuan bertemu dua lelaki muda, lalu kedua perempuan tersebut berkata, “Selamat datang dua anak kami, dua suami kami, dan dua anak suami kami?”
Jawaban 7: Sesungguhnya dua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan terebut. Lantas masing-masing dari kedua perempuan tersebut menikah dengan laki-laki perempuan satunya. Jadi, kedua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan tersebut, suami dari kedua perempuan tersebut, dan anak dari (mantan) suami dari kedua perempuan tersebut.
Pertanyaan 8: Seorang laki-laki mengambil segelas air untuk diminum. Dia dihalalkan minum separuhnya. Tetapi diharamkan baginya minum air yang masih tersisa di gelas?
Jawaban 8: Sesungguhnya lelaki tersebut baru minum separuh gelas lalu dia mimisan dan menetes pada air yang masih tersisa di dalam gelas, sehingga darah tercampur dengan air. Maka, sisa air tersebut diharamkan baginya.
pertanyaan 9: Seorang laki-laki memberikan kepada istrinya satu kantong yang terisi penuh dan terkunci. Dia meminta kepada istrinya agar mengosongkan isinya dengan syarat dia tidak boleh membukanya, membelahnya, merusak kuncinya atau membakarnya. Jika dia melakukan salah satu dari hal tersebut, maka dia tertalak?
Jawaban 9: Sesungguhnya kantong tersebut berisi gula atau garam. Yang dapat dilakukan si istri ialah menaruh kantong tersebut di dalam air, sehingga isi kantong meleleh dengan sendirinya.
Pertanyaan 10: Ada seorang lelaki dan seorang perempuan bertemu dua anak muda di jalan, lantas keduanya mencium kedua anak muda tersebut. Ketika keduanya ditanya mengenai perbuatan tersebut, si lelaki menjawab, “Ayahku adalah kakek keduanya. Saudaraku adalah paman keduanya. Istriku adalah istri ayah keduanya.” Sedangkan si perempuan menjawab, “Ibuku adalah nenek keduanya, saudara perempuanku adalah bibi keduanya.”
Jawaban 10: Sesungguhnya si lelaki merupakanj ayah kedua anak muda tersebut sedangkan si perempuan merupakan ibu keduanya.
Pertanyaan 11: Ada dua laki-laki di atas loteng rumah. Salah satunya terjatuh dan mati. Anehnya, istri lelaki satunya yang masih hidup menjadi haram baginya?
Jawaban 11: Sesungguhnya lelaki yang terjatuh sampai mati menikahkan anak perempuannya kepada budaknya yang menemaninya di atas loteng. Ketika laki-laki tersebut meninggal, maka anak perempuannya memiliki budak yang merupakan suaminya sendiri. Maka, perempuan tersebut haram baginya.
Sampai di sini, Khalifah Ar-Rasyid yang ikut hadir dalam diskusi tersebut tidak mampu menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan Imam Syafi’i, kecepatannya mendaapt ide, ketajaman pemahamannya, dan bagus daya tangkapnya.
Dia berkata, “Alangkah hebatnya keturunan Bani Abdi Manaf ini. Sungguh, engkau menejlaskan dengan sebaik-baiknya, engkau menafsirkan dengan sejelas-jelasnya, dan engkau membuat redaksi dengan fasih.”
Lalu Imam Syafi’i berkata, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memanjangkan umur Amirul Mukminin. Saya akan mengajukan satu pertanyaan kepada para ulama ini. Jika mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut, maka Alhamdulillah. Akan tetapi, jika mereka tidak mampu menjawab, maka saya mohon kepada Amirul Mukminin untuk mencegah kejahatan mereka terhadap diriku.

Khalifah Ar-Rasyid menanggapi, “Baiklah, kupenuhi keinginanmu. Silakan ajukan pertanyaan kepada mereka sesuai yang engkau kehendaki, wahai Syafi’i!”
Lalu Imam Syafi’i berkata, “Ada seorang laki-laki wafat meninggalkan 600 dirham. Saudara perempuannya hanya memperoleh satu dirham saja dari harta peninggalan tersebut. Bagaimana cara pembagian harta warisan ini?”
Ternyata para ulama tersebut saling berpandangan satu sama lain cukup lama. Tidak satu pun di antara mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut. Keringat pun bercucuran dari dahi mereka.
Ketika mereka terdiam cukup lama, maka Khalifah berkata, “Ya sudah, sampaikan jawabannya kepada mereka!”
Lantas Imam Syafi’i angkat bicara setelah orang-orang yang ingin menghilangkan posisi Imam Syafi’i di mata Khalifah yang sangat mengaguminya lantaran ilmu dan ketakwaannya akhirnya mati kutu.
Beliau berkata, “Laki-laki tersebut wafat meninggalkan dua orang anak perempuan, ibu, seorang istri, dua belas saudara laki-laki, dan seorang saudara perempuan. Jadi, dua anak perempuan mendapat bagian dua pertiga, yaitu sebesar 400 dirham, ibu mendapat bagian seperenam, yaitu sebesar 100 dirham, istri mendapat bagian seperdelapan, yaitu sebesar 75 dirham, kedua belas saudara laki-laki mendapat bagian 24 dirham dan tersisa satu dirham untuk saudara perempuan.”
Khalifah Ar-Rasyid tersenyum dan berujar, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan banyak keluargaku seperti engkau.”

Khalifah memberikan 2000 dirham kepada Imam Syafi’i. Kemudian Imam Syafi’i menerimanya lalu membagikannya kepada para pelayan dan pembantu istana.

Rabu, 16 Maret 2016

kisah UJE al bukhori

Ø Pelajaran Masa Lalu
Ø Almarhum Ustad Jeffri Al Bukhori semasa hidupnya memiliki nama populer Uje. Dilahirkan di Jakarta, 12 April 1973, kehidupan Uje penuh dengan dinamika. Ia melalui proses panjang sebelum kemudian dikenal sebagai seorang pendakwah atau ustad yang tampil mengemas bahasa dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda. Ustad Gaul demikian kira-kira masyarakat menyebutnya.
Ø Perjalanan hidup Jeffry Al Buchori sungguh dahsyat. Penuh gejolak dan tikungan tajam. Proses pergulatan yang luar biasa ia alami sampai ia menemukan kehidupan yang tenang dan menenteramkan.
Ø Uje lahir dengan nama lengkap Jeffry Al Buchori Modal pada 12 April 1973 di Jakarta. Waktu lahir, keluarganya sudah menetap di Jakarta. Uje terlahir sebagai anak tengah, anak ke-3 dari lima bersaudara. Tiga saudara kandungku laki-laki, dan si bungsu adalah perempuan.
Ø Apih (panggilan Uje u ayahnya), M. Ismail Modal, merupakan pria bertubuh tinggi besar asli Ambon, sedangkan sang ibu, Tatu Mulyana asli Banten.
Ø Berada di lingkungan keluarga yang taat agama membuat Uje menyukai pelajaran agama. Sewaktu kelas 5 SD, ia pernah ikut kejuaraan MTQ sampai tingkat provinsi. Selain agama, pelajaran yang juga disukai Uje adalah kesenian. Setelah kenaikan kelas 3, Uje langsung melompat ke kelas 5. Tidak tahu kenapa alasannya.
Ø Saat masih duduk di bangku sekolah kelas 3-5 SD Uje pernah meraih prestasi sebagai Juara MTQ  sampai tingkat provinsi. Setelah lulus SD, bersama kedua kakaknya, Alm. Ustad H. Abdullah Riyad dan Ustad H. Aswan Faisal, melanjutkan studinya di Madrasah Pondok Pesantren Daar Al-Qolam, Gintung, Jayanti.
Ø Semenjak masuk di Pesantren inilah, Uje mulai nakal. Di pesantren, ia sering berulah. Kabur dari pesantren untuk main atau nonton di bioskop adalah hal biasa dulu dilakukannya. Hukuman kepala dibotaki menjadi langganannya.
Ø Dalam memoar yang dikisahkannya, Uje seperti merasa punya kepribadian ganda. “Di satu sisi aku nakal, di sisi lain keinginan untuk melantunkan ayat-ayat suci begitu kuat. Tiap ada kegiatan keagamaan, aku selalu terlibat,” tulisnya dalam kisahnya.
Ø “Tinggal dalam lingkungan pesantren, kelakuan burukku bukannya berkurang, malah makin menjadi. Puncaknya, aku sudah bosan bersekolah di pesantren,” katanya mengisahkan masa lalunya.
Ø Pada akhirnya, hanya empat tahun Uje betah di pesantren. Dua tahun sebelum menamatkan pelajaran, ia keluar. Ia pindah ke sekolah aliyah (setingkat SMA_red). Rupanya keluar dari pesantren juga tidak membuatnya lebih baik. Beranjak remaja Uje justru jadi makin nakal.
Ø Di masa inilah Uje remaja mulai mengenal narkoba. Dia sering kabur dan pergi tanpa tujuan yang jelas. Ibarat burung yang lepas dari sangkar, terbang tak terkendali. Masa SMA seperti masa yang suram yang baginya. Di masa SMA, ia hampir tak punya teman sebaya. Ia lebih sering bergaul dengan pemuda berusia 20 tahunan. Berpacaran pun dengan yang lebih tua. Hanya bertahan setahun, ia pindah ke SMA lain.
Ø Di tempat yang baru ia mulai mengenal dunia malam. Ia mengenal dunia ini di usia 16 tahun. Baginya saat itu, diskotek lebih menarik daripada sekolah dan apapun. Bertualang dari diskotik satu ke diskotik lain, Uje remaja sampai larut sebagai seorang penari (dancer). Bahkan ia beberapa kali berhasil memboyong piala ke rumah sebagai the best dancer. Dengan segala kenakalannya, tahun 1990 Uje masih mampu lulus SMA.
Ø Tahun 1990, Uje mulai kenal dunia film. Ia pertama kali bermain dalam sinetron Pendekar Halilintar. Mengetahui Uje bermain sinetron, ayahnya mati-matian menentang. Ayahnya merasa tahu persis bagaimana lingkungan dunia film. Ayah Uje sendiri pernah bermain dalam film action Macan Terbang dan Pukulan Berantai.
Ø Ditentang sang ayah tak membuatnya surut. Nasihat ayahnya tak lagi dia dengarkan. Sementara tawaran main sinetron yang berdatangan membuatnya makin yakin dengan jalan hidupnya. Akhirnya konflik antara dia dan orang tua.
Ø Meski konflik dengan orangtua, kariernya di dunia seni peran terus melaju. Uje bahkan mendapat peran dalam sinetron drama Sayap Patah yang juga dibintangi Dien Novita, Ratu Tria, dan WD Mochtar. Penobatannya sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang diadakan TVRI tahun 1991 makin membuatnya bangga dan jauh dari orangtua.
Ø Suatu hari di tahun 1992, ayahnya meninggal karena sakit. Bukannya sadar, kesombongan Jeffri justru  lebih besar dari sebelumnya. Ia merasa berprestasi dan punya uang banyak. Tak seorang pun yang ia dengarkan lagi nasihatnya.
Ø Ia makin tenggelam sebagai pecandu narkoba. Ia makin jauh dari Tuhan. Bersebelahan rumah dengan masjid tak banyak membawanya kepada hal baik. Kejahatan demi kejahatan moral terus ia lakukan. Larangan agama dengan ringan ia terjang.
Ø Titik balik
Ø Titik balik Jeffri bermula saat ia bermimpi melihat jasadnya sendiri dalam kain kafan pada suatu hari. Antara sadar dan tidak, ia terpana sambil bertanya pada diri sendiri.
Ø “Benarkah itu jasadku? Aku juga disiksa habis-habisan. Begitulah, setiap tidur aku selalu bermimpi kejadian yang menyeramkan. Dalam tidur, yang kudapat hanya penderitaan. Aku jadi takut tidur. Aku takut mimpi-mimpi itu datang lagi,” tulisnya dalam memoar Uje tentang masa lalunya sebagai pelajaran orang lain.
Ø Ketakutannya kepada kematian mulai perlahan menyadarkan Uje. Rasa takut mati itulah yang akhirnya membuatnya sadar bahwa ada yang tidak meninggalkanya dalam keadaan seperti itu, yaitu Allah.
Ø Perlahan, Jeffri mulai teringat kembali pada-Nya dan menyesali semua perbuatanku selama ini. Pelan-pelan, keadaannya membaik. Kesadaran-kesadaran itu datang kembali. Ia mulai menemui sang ibunda. Ia bersimpuh meminta maaf atas semua dosa yang kulakukan.
Ø Melihat arah positif dari sang anak, ibunya pun langsung mengajak umrah. Dengan kondisi yang masih labil dan rapuh, Jeffri berangkat ke Tanah Suci. Di sana, ia mengalami beberapa peristiwa yang membuatnya sadar pada dosa-dosa sebelumnya. Usai salat Jumat di Madinah, ibunda  mengajaknya ke Raudhoh.
Ø Di Raudhoh, sang ibunda terus meminta ampunan pada Allah. Sedangkan Jeffri memilih keluar. Ia berjalan menuju makam Nabi Muhammad sambil bersalawat. Begitu keluar dari pintu masjid, ia merasa seperti ada yang menarik. Kekuatan itu dirasakannya sangat besar. Ia pun lalu bersandar pada tembok. Air matanya yang dulu tak pernah keluar, seketika mengalir deras. Ia menyesali dosa-dosanya, dan berjanji tak akan melakukan lagi semua itu.
Ø Bagai sebuah film yang sedang diputar, semua dosa yang pernah ia lakukan terbayang jelas di pelupuk mata silih berganti, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Tiba-tiba dari mulutnya keluar kalimat permintaan ampunan pada Allah. Di Mekkah, di hadapan Kabah, ia rapatkan badan pada dindingnya.
Ø Jeffri bersandar, menengadahkan tangan memohon ampun karena terlalu banyak dosa yang dilakukan. Ia berdoa, “seandainya sepulang dari Tanah Suci ini melakukan dosa lagi, aku minta pada Allah untuk mencabut saja nyawaku. Namun, seandainya punya manfaat untuk orang lain, aku minta disembuhkan.”
Ø Pada tahun 1999, singkat kata Jeffri menikah dengan Pipik Dian Irawati. Pipik merupakan seorang model sampul sebuah majalah remaja tahun 1995, asal Semarang. Pipik adalah pacar lama Jeffri yang masih mencintainya saat Jeffri dalam keadaan terpuruk dan beranjak untuk bangkit.
Ø Awal menikah, keduanya tinggal di rumah ibu Jeffri. Ibunya lah yang membiayai hidup keduanya. Keduanya tidak bekerja.
Ø Perubahan besar terjadi pada tahun 2000. Saat itu, Fathul Hayat, kakak keduanya tiba-tiba meminta Jeffri menggantikannya memberi khotbah Jumat di Mangga Dua. Pada waktu bersamaan, dia diminta menjadi imam besar di Singapura. Dari sini lah, Jeffri perlahan menjadi ustad menggantikan kakaknya.
Ø Pertama kali ceramah, Jeffri mendapat honor Rp 35 ribu. Kata Jeffri, ia adalah uang halal pertama yang bisa diberikan kepada istrinya.
Ø Selanjutnya, sang kakak mantap memintanya mulai menjadi ustad tetap. Inilah jalan hidup yang kemudian dipilihnya. Jeffri mulai berceramah dan diundang ke acara seminar narkoba di berbagai tempat. Makin lama, ceramahnya makin bisa diterima banyak orang. Ia mulai dilirik televisi dan makin dikenal hingga Jeffri makin dikenal sebagai Uje. Kehidupannya yang sebelumnya dipenuhi maksiat berubah menjadi penuh sinar agama.
Ø Namun Allah SWT punya kehendak lain. Usia Uje di dunia hanya sampai umur 40 tahun. Jumat dini hari tanggal 26 April 2013, ia mengalami kecelakaan tunggal. Allah memanggilnya kembali ke sisi-Nya. Uje meninggal dunia. Namun petuah dan pelajarannya masih dikenang masyarakat dan umat. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan menempatkannya di tempat yang terbaik. Amin.